Tugas (PERKULIAHAN KE 6)
Mata Kuliah : Sistem Keamanan Komputer C31040319
Haloo Perkenalkan nama saya Wellyan Fionaris Nim 201931058, Mahasiswa Teknik Informatika Kampus Institut Teknologi PLN Jakarta, di Semester 3 tahun akademik 2020/2021 Pada kelas Keamanan Sistem Komputer (C31040319) Dosen Desi Rose Hertina, ST., M.Kom. Saya berasal dari Kota Padang Provinsi Sumatera Barat.
Semester 3 Tahun Ajaran 2020/2021Fakultas Telematika EnergiJurusan Teknik Informatika
Keamanan Sistem Komputer (C31040319)Dosen : Desi Rose Hertina ,S.T., M.Kom.Nama : Wellyan FionarisNIM : 201931058Asal Daerah : Kota Padang, Sumatera BaratMaps : https://www.google.com/maps/@-0.9717903,100.383325,20z
KRIPTOGRAFI
A. Pengertian Kriptografi
Secara etimologi kata kriptografi (Cryptography) berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘kryptos’ yang artinya ‘yang tersembunyi’ dan ‘graphein’ yang artinya ‘tulisan’ (Prayudi, 2005). Awal mula kriptografi dipahami sebagai ilmu tentang menyembunyikan pesan (Sadikin, 2012), tetapi seiring perkembangan zaman hingga saat ini pengertian kriptografi berkembang menjadi ilmu tentang teknik matematis yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan keamanan berupa privasi dan otentikasi (Diffie, 1976).
Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi dimana “naskah asli” (plaintext) diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi “naskah acak yang sulit dibaca” (ciphertext) oleh seseorang yang tidak memiliki kunci dekripsi. Dekripsi dengan menggunakan kunci dekripsi bisa mendapatkan kembali data asli. Probabilitas mendapat kembali naskah asli oleh seseorang yang tidak mempunyai kunci dekripsi dalam waktu yang tidak terlalu lama adalah sangat kecil.
Kriptorafi memiliki pengertian lain, yakni suatu ilmu tentang teknik enkripsi naskah asli (plaintext) yang diacak memanfaatkan sebuah kunci enkripsi sehingga naskah asli tersebut berubah menjadi naskah yang sulit dibaca (chipertext) oleh pihak yang tidak memiliki kunci dekripsi.
Ilmu kriptografi berkembang selaras dengan kemajuan teknologi. Menurut kronologi waktunya ilmu kriptografi dapat dibedakan menjadi dua pemahaman, yakni kriptografi klasik dan kriptografi modern. Kedua pemahaman tersebut bergantung pada penggunaan perangkat analasis dan pembuat pesan yang bersifat kriptologis.
Apa itu kriptografi klasik? Kriptografi klasik adalah kriptografi dalam pembuatannya maupun analisisnya sama sekali tidak melibatkan komputer atau perangkat mesin. Alat-alat yang digunakan berkutat pada pemanfaatan kertas, pena, batu, serta alat-alat lain yang tidak tergolong dalam perangkat mesin modern sama sekali.
Ciri khas dari kriptografi klasik ialah lebih berbasis pada karakter, baik karakter tulisan maupun karakter pesan yang disampaikan. Ciri lainnya berupa penggunaan alat-alat yang masih terbilang tradisional karena pada waktu kemunculannya belum mengenal komputer. Itulah cara kerja kriptografi klasik.
Semua algoritma kriptografi (chipper) dari kriptografi klasik termasuk dalam sistem kriptografi yang bersistem simetris. Teknik enkripsi pada kriptografi klasik semuanya sama seperti kunci enkripsi. Maksudnya, untuk memahami sebuah teks tersembunyi dapat dilakukan secara serupa seperti saat pembuatannya.
B. Sejarah Kriptografi
Sejarah penulisan rahasia tertua dapat ditemukan pada peradaban Mesir kuno, yakni tahun 3000 SM. Bangsa Mesir menggunakan ukiran rahasia yang disebut dengan hieroglyphics untuk menyampaikan pesan kepada orang-orang yang berhak.
Awal tahun 400 SM bangsa Spartan di Yunani memanfaatkan kriptografi di bidang militer dengan menggunakan alat yang disebut scytale, yakni pita panjang berbahan daun papyrus yang dibaca dengan cara digulungkan ke sebatang silinder. Sedangkan peradaban Cina dan Jepang menemukan kriptografi pada abad 15 M.
Peradaban Islam juga menemukan kriptografi karena penguasaannya terhadap matematika, statistik, dan linguistik. Bahkan teknik kriptanalisis dipaparkan untuk pertama kalinya pada abad 9 M oleh seorang ilmuwan bernama Abu Yusuf Ya’qub ibn ‘Ishaq as-Shabbah al Kindi atau dikenal dengan Al-Kindi yang menulis kitab tentang seni memecahkan kode. Kitabnya berjudul Risalah fi Istikhraj al-Mu’amma (Manuskrip untuk memecahkan pesan-pesan Kriptografi). Terinspirasi dari perulangan huruf dalam Al-Qur’an, Al-Kindi menemukan teknik analisis frekuensi, yakni teknik untuk memecahkan ciphertext berdasarkan frekuensi kemunculan karakter pada sebuah pesan (Wirdasari, 2008).
Istilah-istilah dalam Kriptografi
Dalam kriptografi akan dijumpai beberapa istilah-istilah penting antara lain adalah plaintext, ciphertext, enkripsi, dekripsi, cryptanalysis, dan cryptology. Plaintext adalah data yang dapat dibaca, sedangkan teknik untuk menjadikan data tidak dapat dibaca disebut enkripsi. Data yang telah dienkripsi disebut ciphertext, dan teknik untuk mengembalikan ciphertext menjadi plaintext disebut dekripsi (Prayudi, 2005).
Cipher merupakan algoritma kriptografi, yakni fungsi matematika yang berperan dalam enkripsi dan dekripsi data (Rizal, 2011). Pelaku yang ahli dalam bidang kriptografi disebut cryptographer.
Cryptanalysis adalah ilmu untuk memecahkan ciphertext menjadi plaintext dengan tidak melalui cara yang semestinya, sedangkan orang yang menguasai ilmu ini disebut Cryptanalyst. Cabang matematika yang meliputi kriptografi dan cryptanalysis disebut Cryptology, sedangkan orang yang menguasai ilmu ini disebut cryptologist.
Kriptografi menurut catatan sejarah telah eksis sejak masa kejayaan Yunani atau kurang lebih sekitar tahun 400 Sebelum Masehi. Alat yang digunakan untuk membuat pesan tersembunyi di Yunani pada waktu itu disebut Scytale. Scytale berbentuk batangan silinder dengan kombinasi 18 huruf.
Pada masa Romawi, di bawah kekuasaan Julius Caesar, penggunaan kriptografi semakin intens karena pertimbangan stabilitas negara. Meski teknik yang digunakan tak serumit Yunani, namun untuk memahami pesan kriptografi dari masa Romawi terbilang cukup sulit untuk dikerjakan.Berdasarkan aspek historis kriptografi di atas, baik kriptografi klasik maupun modern keduanya memiliki kesamaan prinsip yang besar dan tidak dapat disangsikan lagi, yakni tujuan kriptografi adalah keamanan. Itulah layanan yang disediakan kriptografi tanpa peduli dari masa mana kriptografi dibuat.
Melalui layanan keamanan yang disediakan oleh jenis kriptografi tersebut, berbagai teks penting dapat terjaga kerahasiaannya dan keotentikannya, sehingga antar pihak yang berkorespondensi bisa saling menaruh kepercayaan. Kecuali apabila teknik pembuatan kriptografi bocor ke pihak yang tidak dikehendaki.
C. Tujuan Kriptografi
Setiap penggunaan sesuatu pasti ada tujuannya. Begitu pula dengan penggunaan kriptografi. Disini penulis akan membahas tujuan dari penggunaan kriptografi . Ada empat tujuan dari kriptografi ini, yang dimana tujuan ini untuk mengamankan aspek keamanan informasi yaitu :
1. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan adalah tujuan pertama dari penggunaan cryptography . Tentu sejak awal menggunakan kriptografi agar rahasia yang ada pada data atau pesan yang dikirimkan agar terjaga rahasianya. Hanya pengirim pesan dan penerima pesan yang mengetahui isi data atau pesan tersebut. Semakin rahasia sebuah pesan sebaiknya semakin tinggi pula tingkat kesulitan dari enkripsi yang dilakukan.
2. Integritas Data (Integrity)
Integritas data berhubungan dengan keaslian data atau pesan yang dikirimkan. Tujuan kriptografi adalah menjamin data atau pesan yang dikirimkan masih asli atau sama dengan yang dikirim olep pengirim pesan dengan yang diterima oleh penerima pesan. Bentuk santi atau kode kriptografi hanya diketahui oleh pengirim dan penerima pesan, maka hanya pengirim dan penerima pesan yang tahu apakah pesan data tersebut asli atau tidak. Jika sandi atau kode digunakan oleh pihak lain maka jaminan pesan tersebut asli bisa diragukan. Karena bentuk dari jaminan integritas ini adalah pesan yang dikirimkan bebas dari penyisipan, penghapusan, perubahan data ke dalam bentuk yang lain. Sehingga data yang diterima benar benar sama dengan yang dikrimkan.
3. Autentikasi (Authentication)
Autentikasi merupakan salah satu dari aspek keamanan teknologi informasi yang sangat penting. Mengapa? Karena autentikasi adalah bentuk pengenalan bahwa pesan yang dikirim benar benar dari si pengirim pesan yang kita butuhkan pesannya. Karena bisa saja seseorang mengirim pesan yang bukan dari pengirim yang kita kehendaki. Dalam kriptografi autentikasi ini berfungsi sebagai pengenal bahwa pengirim dan pesan yang dikirim merupakan benar benar yang diinginkan. Karena seseorang bisa menyamar untuk menjadi pengirim dan mengirimkan pesan yang salah. Adapun yang diautentikasi seperti siapa pengirimnya, pesan apa yang dikirim, panjang pesan, waktu pengiriman dan lain lain. Jika suatu pesan tidak sama maka bisa dipastikan bahwa pesan terebut tidak lolos dari uji autentikasi.
4. Non Repudiasi (Non Repudiation)
Non repudiasi adalah salah satu aspek keamanan teknologi informasi yang penting. Dimana non repudiasi adalah bentuk bukti bahwa kita melakukan sesuatu yang tersimpan jejaknya dalam bentuk digital. Non repudiasi berarti tidak ada penyangkalan. Yaitu tidak ada penyangkalan terhadap apa yang telah dilakukan. Karena sudah ada bukti yang kuat. Maka aspek ini selain sangat bermanfaat tapi juga sangat berbahaya karena jika ada seseorang yang ingin menjebak kita maka kita bisa menjadi korban dari keamanan teknologi informasi
5. Pertukaran Kunci (Key Exchange)
Key exchange merupakan bentuk pertukaran yang memungkinkan seseorang bisa menukarkan atau memberikan data secara aman tanpa diketahui oleh pihak ketiga. Seseorang yang memiliki kunci bisa menukar dan memiliki data atau pesan yang ada.
Perbedaan Antara Enkripsi dan Dekripsi
2019
D. Proses
Perbedaan utama antara Enkripsi dan Dekripsi adalah Enkripsi adalah konversi pesan menjadi bentuk yang tidak dapat dipahami yang tidak dapat dibaca kecuali didekripsi. Sedangkan Dekripsi adalah pemulihan pesan asli dari data terenkripsi.
Grafik perbandingan
Dasar untuk perbandingan | Enkripsi | Dekripsi |
Dasar | Konversi pesan yang dapat dimengerti manusia menjadi bentuk yang tidak dapat dipahami dan tidak jelas yang tidak dapat ditafsirkan. | Konversi dari pesan yang tidak dapat dipahami menjadi bentuk yang dapat dipahami yang dapat dengan mudah dipahami oleh manusia. |
Proses berlangsung di | Akhir pengirim | Akhir penerima |
Fungsi | Konversi plaintext menjadi ciphertext. | Konversi ciphertext menjadi plaintext. |
Definisi Enkripsi
Enkripsi adalah proses di mana pengirim mengubah informasi asli ke bentuk lain dan mengirimkan pesan yang tidak dapat dipahami keluar melalui jaringan. Pengirim memerlukan algoritma enkripsi dan kunci untuk mengubah plaintext (pesan asli) menjadi ciphertext (pesan terenkripsi), juga dikenal sebagai penyandian.
Plaintext adalah data yang perlu dilindungi selama transmisi. Ciphertext adalah teks acak yang dihasilkan sebagai hasil dari algoritma enkripsi yang digunakan kunci spesifik. Ciphertext tidak dilindungi. Mengalir di saluran transmisi. Algoritme enkripsi adalah algoritma kriptografi yang memasukkan teks biasa dan kunci enkripsi dan menghasilkan ciphertext.
Dalam metode enkripsi konvensional, kunci enkripsi dan dekripsi sama dan rahasia. Metode konvensional secara luas dibagi menjadi dua kelas: Enkripsi level karakter dan Enkripsi level bit.
Enkripsi Tingkat Karakter - Dalam metode ini, enkripsi dilakukan pada tingkat karakter. Ada dua strategi umum untuk enkripsi level karakter yaitu substitusi dan Transposisi.
Enkripsi Bit-level - Dalam teknik ini, data pertama (seperti teks, grafik, audio, video, dll.) Dibagi menjadi blok-blok bit, kemudian dimodifikasi oleh pengodean / dekode, permutasi, substitusi, OR eksklusif, rotasi, dan sebagainya di.
Definisi Dekripsi
Dekripsi membalikkan proses enkripsi untuk mengubah pesan kembali ke bentuk aslinya. Penerima menggunakan algoritma dekripsi dan kunci untuk mengubah ciphertext kembali ke plaintext asli, juga dikenal sebagai penguraian.
Suatu proses matematika yang digunakan untuk dekripsi yang menghasilkan plaintext asli sebagai hasil dari setiap ciphertext dan kunci dekripsi yang dikenal dikenal sebagai algoritma Dekripsi. Proses ini adalah proses kebalikan dari algoritma enkripsi.
Kunci yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi bisa serupa dan berbeda tergantung pada jenis cryptosystems yang digunakan (yaitu, enkripsi kunci Symmetric dan enkripsi kunci Asymmetric ).
Perbedaan Kunci Enkripsi dan Dekripsi
Algoritme enkripsi menggunakan pesan (plaintext) dan kunci pada saat proses enkripsi. Di sisi lain, dalam proses dekripsi, algoritma dekripsi mengubah bentuk pesan yang diacak (yaitu, ciphertext) dengan bantuan kunci. Enkripsi terjadi di ujung pengirim sedangkan dekripsi terjadi di ujung penerima. Fungsi utama Enkripsi adalah untuk mengkonversi plaintext dalam ciphertext. Sebaliknya, dekripsi mengubah ciphertext menjadi plaintext.
Proses enkripsi dan dekripsi berada di bawah kriptologi yang merupakan kombinasi dari kriptografi dan kriptanalisis. Kriptografi berkaitan dengan teknik untuk memastikan keamanan dengan menyandikan pesan agar tidak terbaca. Analisis kripto menganalisis dengan penyandian pesan di mana bentuk yang tidak dapat dipahami dikonversi kembali ke bentuk yang dapat dipahami.
Enkripsi digunakan untuk mengenkripsi konten di ujung pengirim sebelum mentransmisikannya melalui jaringan sedangkan dekripsi digunakan untuk menguraikan konten tidak berarti yang diacak di ujung penerima.
E. Kunci Algoritma Kriptografi
Dalam kriptografi, Stream cipher dan Block cipher adalah dua algoritma enkripsi / dekripsi yang termasuk dalam keluarga cipher kunci simetris. Biasanya cipher mengambil teks biasa sebagai input dan menghasilkan ciphertext sebagai output. Blok cipher mengenkripsi blok bit dengan panjang tetap menggunakan transformasi yang tidak bervariasi. Cipher stream mengenkripsi aliran bit dengan panjang yang bervariasi dan menggunakan transformasi yang berbeda pada setiap bit.
Apa itu Stream Cipher?
Aliran sandi milik keluarga kunci sandi simetris. Stream cipher menggabungkan bit teks biasa dengan stream bit sandi pseudorandom dengan penggunaan operasi XOR (eksklusif-atau). Cipher stream mengenkripsi digit teks biasa satu per satu dengan berbagai transformasi untuk digit berturut-turut. Karena enkripsi setiap digit tergantung pada kondisi mesin cipher saat ini, stream cipher juga dikenal sebagai cipher negara. Biasanya, bit / gigitan tunggal digunakan sebagai digit tunggal. Untuk menghindari masalah keamanan, harus dipastikan bahwa kondisi awal yang sama tidak digunakan lebih dari sekali. Stream cipher yang paling banyak digunakan adalah RC4.
Apa itu Block Cipher?
Block cipher adalah cipher kunci simetris lainnya. Cipher blok beroperasi pada blok (kelompok bit) dengan panjang tetap. Blok cipher menggunakan transformasi tetap (tidak berubah) untuk semua digit di blok. Misalnya, ketika blok x-bit teks biasa (bersama dengan kunci rahasia) disediakan sebagai input ke mesin blok cipher, ia menghasilkan blok x-bit ciphertext yang sesuai. Transformasi aktual tergantung pada kunci rahasia. Demikian pula, algoritma dekripsi memulihkan blok x-bit asli dari plaintext menggunakan blok x-bit dari ciphertext dan kunci rahasia di atas sebagai input. Dalam hal pesan input terlalu panjang dibandingkan dengan ukuran blok, itu akan dipecah menjadi blok dan blok-blok ini akan (secara individu) dienkripsi menggunakan kunci yang sama. Namun, karena kunci yang sama digunakan, setiap urutan berulang dalam teks biasa menjadi urutan berulang yang sama dalam teks sandi, dan ini dapat menyebabkan masalah keamanan. Cipher blok yang populer adalah DES (Data Encryption Standard) dan AES (Advanced Encryption Standard).
Apa perbedaan antara Stream Cipher dan Block Cipher?
Meskipun baik stream cipher dan cipher blok milik keluarga cipher enkripsi simetris, ada beberapa perbedaan utama. Blok cipher mengenkripsi blok bit panjang tetap, sementara cipher aliran menggabungkan bit teks biasa dengan pseudorandom bit stream cipher menggunakan operasi XOR. Meskipun cipher blok menggunakan transformasi yang sama, cipher stream menggunakan berbagai transformasi berdasarkan kondisi engine. Streaming cipher biasanya mengeksekusi lebih cepat dari cipher blok. Dalam hal kompleksitas perangkat keras, stream cipher relatif kurang kompleks. Stream cipher adalah pilihan tipikal daripada cipher blok ketika teks biasa tersedia dalam jumlah yang bervariasi (misalnya koneksi wifi yang aman), karena cipher blok tidak dapat beroperasi secara langsung pada blok yang lebih pendek dari ukuran blok. Namun terkadang, perbedaan antara stream cipher dan cipher blok tidak terlalu jelas. Alasannya adalah bahwa, ketika menggunakan mode operasi tertentu, cipher blok dapat digunakan untuk bertindak sebagai stream cipher dengan memungkinkannya untuk mengenkripsi unit data terkecil yang tersedia.
Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
Block Cipher, algoritma kriptografi ini pada saat pengiriman dan penerimaan data berbentuk blok/kelompok data dengan panjang data tertentu (dalam beberapa byte mis: 64 byte), jadi dalam sekali proses enkripsi atau dekripsi data yang masuk mempunyai ukuran yang sama.
Stream cipher, algoritma yang dalam pengoperasiannya data yang dikirim dan diterima berupa bit tunggal, jadi format data berupa aliran dari bit untuk kemudian mengalami proses enkripsi dan dekripsi.
F. Kriptografi Hibrid dan Langkahnya
Pengertian Kriptografi Hibrid
Permasalahan yang menarik pada bidang kemanan informasi adalah adanya trade off antara kecepatan dengan kenyamanan. Semakin aman semakin tidak nyaman, berlaku juga sebaliknya semakin nyaman semakin tidak aman. Salah satu contohnya adalah bidang kriptografi. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan penggunaan kriptografi hibrida. Kriptografi hibrida sering dipakai karena memanfaatkan keunggulan kecepatan pemrosesan data oleh algoritma simetrik dan kemudahan transfer kunci menggunakan algoritma asimetrik. Hal ini mengakibatkan peningkatan kecepatan tanpa mengurangi kenyamanan serta keamanan. Aplikasi kriptografi hibrida yang ada saat ini pada umumnya ditujukan untuk penggunaan umum atau mainstream yang merupakan pengguna komputer.
Aplikasi pada umumnya mengikuti perkembangan hardware komputer yang semakin cepat dari waktu ke waktu. Sehingga hardware yang sudah lama tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Selain itu banyak perangkat embedded dengan kekuatan pemrosesan maupun daya yang terbatas. Terutama dengan trend akhir akhir ini, hampir semua orang memiliki handheld device yang mempunyai kekuatan terbatas, seperti telepon seluler.
Dalam tugas akhir ini dibahas mengenai perancangan sebuah aplikasi kriptografi hibrida yang ditujukan untuk kalangan tertentu, terutama pemakai hardware dengan kekuatan pemrosesan yang terbatas. Aplikasi yang ingin dicapai adalah aplikasi yang sederhana, ringan dan cepat tanpa mengurangi tingkat keamanan menggunakan hash.
Sistem ini mengggabungkan chiper simetrik dan asimetrik. Proses ini dimulai dengan negosiasi menggunakan chiper asimetrik dimana kedua belah pihak setuju dengan private key/session key yang akan dipakai. Kemudian session key digunakan dengan teknik chiper simetrik untuk mengenkripsi conversation ataupun tukar-menukar data selanjutnya. Suatu session key hanya dipakai sekali sesi. Untuk sesi selanjutnya session key harus dibuat kembali.
Gambar Kriptografi Hibrid
Contoh Kriptografi Hibrid
Metode hibrida terdiri atas enkripsi simetris dengan satu kunci (Session Key) dan enkripsi asimetris dengan sepasang kunci (Public/Private Key).
Langkah 1 : Pengirim mengenkripsi teks dengan Session Key.
Langkah 2 : Mengenkripsi Session Key dengan Public Key.
Langkah 3 : Penerima men-decrypt Session Key dengan Private Key. Langkah 4 : Men-decrypt teks dengan Session Key.
G. Teknik Dasar Kriptografi
1) Substitusi
Dalam kriptografi, sandi substitusi adalah jenis metode enkripsi dimana setiap satuan pada teks terang digantikan oleh teks tersandi dengan sistem yang teratur. Metode penyandian substitusi telah dipakai dari zaman dulu (kriptografi klasik) hingga kini (kriptografi modern),
Langkah pertama adalah membuat suatu tabel substitusi. Tabel substitusi dapat dibuat sesuka hati, dengan catatan bahwa penerima pesan memiliki tabel yang sama untuk keperluan decrypt. Bila tabel substitusi dibuat secara acak, akan semakin sulit pemecahanciphertext oleh orang yang tidak berhak. Pada subtitusi, kita akan mengganti sebuah karakter dengan karakter lainnya, biasanya pengubahan karakter ini ditentukan oleh pembuat pesan yang tentunya harus dimengerti oleh penerima pesan.
Metode ini dilakukan dengan mengganti setiap huruf dari teks asli dengan huruf lain sebagai huruf sandi yang telah didefinisikan sebelumnya oleh algoritma kunci.
Contoh:
Metode Penyandian Substitusi Sederhana
2) Blocking
Sistem enkripsi ini terkadang membagi plaintext menjadi beberapa blok yang terdiri dari beberapa karakter, kemudian di enkripsikan secara independen. Pada bloking, pengguna akan membuat sebuah blok yang akan membagi plaintext ke dalam beberapa blok yang sudah dibuat oleh pengguna yang hanya dapat dimengerti oleh penerima pesan.
Caranya :
Plaintext dituliskan secara vertikal ke bawah berurutan pada lajur, dan dilanjutkan pada kolom berikutnya sampai seluruhnya tertulis. Ciphertext-nya adalah hasil pembacaan plaintext secara horizontal berurutan sesuai dengan blok-nya.
Contoh :
3) Permutasi
Salah satu teknik enkripsi yang terpenting adalah permutasi atau sering juga disebut transposisi. Teknik ini memindahkan atau merotasikan karakter dengan aturan tertentu. Prinsipnya adalah berlawanan dengan teknik substitusi. Dalam teknik substitusi, karakter berada pada posisi yang tetap tapi identitasnya yang diacak. Pada teknik permutasi, identitas karakternya tetap, namun posisinya yang diacak. Pada permutasi, pembuat pesan akan merotasikan/memutarkan karakter dalam sebuah kalimat yang telah dibuat sesuai dengan aturan. Aturan ini hanya dapat dimengerti oleh pembuat dan penerima pesan.
Caranya
Sebelum dilakukan permutasi, umumnya plaintext terlebih dahulu dibagi menjadi blok-blok dengan panjang yang sama.
Plaintext akan dibagi menjadi blok-blok yang terdiri dari 6 karakter, dengan aturan permutasi, sebagai berikut :
4) Ekspansi
Suatu metode sederhana untuk mengacak pesan adalah dengan memelarkan pesan itu dengan aturan tertentu. Salah satu contoh penggunaan teknik ini adalah dengan meletakkan huruf konsonan atau bilangan ganjil yang menjadi awal dari suatu kata di akhir kata itu dan menambahkan akhiran “an”. Jika suatu kata dimulai dengan huruf vokal atau bilangan genap, ditambahkan akhiran “i”.
Contoh :
5) Pemampatan
Mengurangi panjang pesan atau jumlah bloknya dengan cara lain untuk menyembunyikan isi pesan.
Contoh sederhana ini menggunakan cara menghilangkan setiap karakter ke-tiga secara berurutan. Karakter-karakter yang dihilangkan disatukan kembali dan disusulkan sebagai “lampiran” dari pesan utama, dengan diawali oleh suatu karakter khusus, dalam contoh ini menggunakan ” * “.
Pada pemampatan, sebuah pesan akan dibagi sesuai dengan aturan pembuat pesan. Dimana setiap beberapa huruf/karakter biasanya akan diberikan sebuah batasan. Pada batasan tersebut nantinya ada karakter yang dihalangkan. Setelah dihilangkan pesan akan dimampatkan. Setelah pesan dimampatkan, pesan akan digabungkan antara pesan yang akan dimampatkan dan pesan yang hilang tadi. Biasanya pesan tersebut dihubungkan dengan tanda "&" atau "*" sebagai pembeda/kode antara pesan yang dihilangkan dan pesan yang dimampatkan.
Contoh :
Contoh pembuatan enkripsi dengan menggunakan teknk-teknik seperti diatas :
Diketahui sebuah plaintext akan di enkripsikan, Enkripsikanlah plaintext berikut kedalam bentuk ciphertext :
Plaintext :
"UJIAN SISTEM KEAMANAN KOMPUTER AKAN DILAKSANAKAN PADA HARI SENIN"
a. Subtitusi(ROT 13)
Berikut adalah rumusnya :
Lalu gunakan rumus tersebut untuk membuat ciphertextnya maka akan menjadi seperti berikut :
b. Bloking
Berikut ini adalah teknik bloking dan penyelesaiannya :
Pada bloking diatas, pesan dimasukkan secara vertikal dan ciphertext dibuat secara horizontal. Bloking terdiri sebanyak 10 blok dan memiliki 6 kolom.
c. Permutasi
Berikut ini adalah teknik permutasi dan penyelesaiannya :
Pada teknik permutasi diatas, saya menggunakan aturan permutasi yang akan terdiri dari 6 karakter dimana karakter pertama ditukar dengan karakter terakhir, karakter kedua dan karakter kelima tidak ditukar, dan karakter ketiga ditukar dengan karakter keempat dan begitu pula sebaliknya.
d. Ekspansi
Berikut ini adalah teknik ekspansi dan penyelesaiannya :
Pada teknik ekspansi diatas, saya menggunakan aturan dimana tiap kata dengan awalan huruf vokal akan ditambahkan imbuhan "-i" pada akhir kalimatnya sedangkan kata dengan awalan huruf konsonan huruf terdepannya dipindahkan ke belakang kata lalu ditambahkan imbuhan "-an" diakhir kata.
e. Pemampatan
Berikut ini adalah teknik pemampatan dan penyelesaianya :
Step pertama adalah membagi menjadi 3 karakter di setiap bagian kalimat seperti gambar diatas.
Setelah ditentukan, masukkan kata yang telah dihilangkan tadi ke dalam pesan yang dilampirkan, dan spasi juga dihitung sebagai karakter. *blok warna biru itu merupakan tanda dari spasi.
Setelah itu, gabungkan seluruh kata baru yang telah dihilangkan karakternya dan juga perhatikan spasi yang tidak ikut dihilangkan. Lalu masukkan ke dalam pesan yang dimampatkan. *blok warna biru merupakan spasi.
Setelah itu, gabungkan pesan yang dimampatkan dan pesan yang dilampirkan dimana digabungkan dengan tanda "&" atau "*" dan juga masukkan spasi yang terdapat di dalamnya. Dan sebuah ciphertext pun telah terbentuk.
sekiann dulu ya teman teman, semogaaa bermanfaat!
Referensi :
https://astlabmatematika.wordpress.com/2018/03/17/apa-itu-kriptografi/
https://id.gadget-info.com/difference-between-encryption
http://irpantips4u.blogspot.com/2012/11/pengertian-tujuan-dan-jenis-jenis.html
http://satrioprmbd.blogspot.com/2015/04/teknik-dasar-kriptografi.html
http://andima8.blogspot.com/2017/03/teknik-dasar-kriptografi.html
https://aliyhafiz.com/kriptografipengertian-tujuan-dan-jenis-algoritmanya/
Komentar
Posting Komentar